Mesin Pencarian

22 Februari 2009

Anda Luar Biasa, Jika Nyaman Belajar


Oleh: * Eni Kusuma adalah seorang motivator, mantan pembantu rumah tangga (TKW) di Hongkong, dan penulis buku laris Anda Luar Biasa!!!.

“Belajar tidak sama dengan bermain. Jika belajar seperti bermain, maka semua orang akan nyaman melakukannya. Tetapi, bagi orang-orang yang luar biasa, belajar adalah kenyamanannya layaknya bermain.” ~ Eni Kusuma ~

Ketika kita masih balita, kita belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Seperti bermain balok sambil mengenal angka dan huruf, bermain puzzle sambil mengenal warna dan lain-lain. Tetapi, ketika kita tumbuh besar dan bersekolah, tentu cara belajar dan cara bermain pun berbeda dan terpisah. Karena, belajar membutuhkan konsentrasi tinggi yang melibatkan otak kanan dan kiri. Kita harus membaca buku-buku pelajaran, mengotak-atik angka, mengerjakan soal-soal dan lain-lain. Sedangkan bermain tidak begitu melibatkan konsentrasi. Misalnya, main ke rumah teman, bikin pesta, jalan-jalan ke mal, ke pantai, nonton TV, dan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan lainnya. Makanya, kita lebih suka bermain daripada belajar.

Demikian juga kita yang tumbuh sebagai orang dewasa, pikiran kita pun lebih kompleks lagi, karena kita memiliki tanggung jawab terhadap keluarga, orang tua dan pekerjaan kita. Berbagai masalah kehidupan pun mendera. Dari luar kita maupun dari dalam diri kita. Dari luar misalnya, masalah finansial, hubungan atau relationship, sampai masalah anak-anak kita. Dari dalam misalnya, rasa khawatir, tidak berani, gelisah, jenuh, putus asa dan lain-lain. Cara belajar pun berbeda lagi.

Jika dari luar yaitu, bagaimana kita mengelola keuangan kita, mengatur pekerjaan, membina hubungan serta mendidik anak-anak. Sedangkan dari dalam, bagaimana kita mengelola emosi kita tersebut. Kita perlu belajar itu semua jika ingin hidup kita bahagia. Kita bisa belajar dari nasihat, buku-buku, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Banyak sekali buku, koran, majalah, maupun internet yang membahas tentang keuangan, bisnis, relationship, mendidik anak sampai dengan cara mengatasi masalah dari dalam diri kita seperti, pengembangan diri dan motivasi.

Sepertinya, kita disuruh untuk banyak membaca. Saya rasa memang demikian. Karena, dengan membaca kita bisa belajar lebih cepat, karena satu buku bisa berarti pengalaman orang selama bertahun-tahun. Dan, pengalaman adalah mahal harganya.

Jika kita ingin tumbuh dan berkembang menjadi seorang yang luar biasa, baik kepribadian maupun kehidupan kita, kita memang harus belajar. Dan, seperti yang sudah kita ketahui bahwa sedikit sekali orang yang luar biasa, yang bersedia untuk belajar. Selebihnya, banyak sekali yang tidak mau bersusah payah untuk belajar. Asal bisa makan dan bisa hidup, ya sudah. Karena, belajar membutuhkan konsentrasi, sedangkan konsentrasi memberikan ketidaknyamanan, maka sedikit sekali yang bisa menikmatinya.

Lebih banyak orang yang menghabiskan waktu hanya untuk kerja dan nasi, kerja dan bermain. Padahal, jika kita tahu, belajar akan memberikan kenyamanan jika dilakukan secara terus-menerus. Kita akan mengetahui banyak hal dan ini memberikan kenyamanan. Belajar akan melatih otak, semakin lama semakin terlatih, sukses adalah efeknya. Ini juga akan memberikan kenyamanan karena kita seperti berfantasi dengan pikiran kita. Tak heran, orang-orang yang luar biasa menganggap belajar adalah bermain, sedangkan bermain memberikan kenyamanan.

Orang-orang luar biasa seperti Albert Einstein sang penemu hubungan antara energi dengan massa dan kecepatan, Jennie S. Bev sang penulis lebih dari 60 buku dan peresensi lebih dari 1.300 buku, Andrias Harefa sang pembelajar, Edy Zaqeus sang guru menulis dan sederet nama-nama luar biasa lainnya adalah orang-orang yang nyaman dalam belajar. Jika tidak, tentu julukan yang ada sekarang tidaklah melekat pada mereka.

Terbiasa tidak belajar dan terbiasa belajar sama-sama memberikan kenyamanan. Karena, itu sama-sama memberikan efek keterbiasaan. Jika terbiasa tidak belajar namun tiba-tiba belajar, orang akan merasa tidak nyaman sehingga sangat mungkin ia akan kembali ke kenyamannnya semula. Begitu pula sebaliknya, jika orang-orang luar biasa seperti nama-nama di atas berhenti berkarya, mereka akan merasa tak nyaman dan tak betah. Sehingga, mereka akan kembali ke bentuk kenyamanannya semula. Jika pada akhirnya toh sama-sama nyaman, kenapa tidak memilih terbiasa belajar yang akan menjadikan kita luar biasa, meski awalnya tidak nyaman? Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar